Mau Investasi Sambil Bantu UMKM? Berikut Ini Caranya

Investasi UMKM sudah jadi gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Bentuk investasi UMKMnya pun bermacam-macam, mulai dari deposito, reksa dana, hingga emas. Setiap individu tentu mencari bentuk investasi UMKM yang memberikan keuntungan besar dengan risiko rendah.

Nah, kalau Anda baru mau mulai berinvestasi UMKM dan sedang mencari jenis investasi UMKM yang seperti itu, ada satu investasi UMKM yang patut dicoba, nih. Anda bisa bergabung menjadi pemberi pinjaman di Peer-to-Peer (P2P) lending platform, seperti Amartha. Selain berinvestasi UMKM, di platform ini Anda juga dapat membantu para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dobel untung, kan?

Amartha sendiri merupakan financial technology (fintech) P2P lending platform yang menghubungkan pelaku UKM yang membutuhkan pinjaman dengan pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman bisa siapa saja yang memiliki dana untuk dipinjamkan dan sudah punya KTP, termasuk Anda.

Apabila Anda tertarik untuk berinvestasi UMKM atau memperoleh akses permodalan lewat Amartha, berikut ulasannya

Apa kelebihan Amartha dibandingkan peer-to-peer lending platform lain?

Untuk UKM, Amartha itu paling fleksibel. Mau invoice financing? Amartha sediakan, cuma modal invoice. Enggak punya invoice, tapi punya PO, SPK, atau kontrak, bisa pakai layanan receivables financing. Kebanyakan lending platform lain, sekarang  fokusnya di invoice financing tapi basisnya hanya invoice. Mereka tidak terima PO, SPK, atau kontrak. Kalau pun mereka terima, sangat selektif.  Nah, kalau di Amartha fleksibel, meskipun kami tetap mengutamakan credit assessment. Selain itu, pelaku UKM punya usaha retail atau butuh wording capital untu beli stok? Bisa juga di Amartha. Atau, mau beli mesin peralatan? Bisa juga di kami.

Buat pemberi pinjaman, Amartha menyediakan bunga lebih tinggi, yaitu 18 – 21 per tahun. Walaupun begitu, risikonya rendah. Non-performing loan kami kecil, konsisten di bawah satu persen. Selain itu, pinjaman di Amartha ada agunannya, sedangkan di P2P lending platform lain biasanya tanpa agunan. Nah menariknya, seharusnya kalau bunga tinggi, risiko juga tinggi. Di Amartha, bunga tinggi risiko rendah.

Selain itu, User Interface (UI) dan User Experience (UX) aplikasi Amartha superior. Hal ini terlihat dari jumlah installment aplikasi kami nomor satu di antara P2P UKM lain yang size perusahaannya sama.

Bagaimana cara Amartha menjaga kepercayaan pengguna?

Kami transparan, selalu memberi tahu ke pelanggan kalau ada risiko gagal bayar. Kami juga menampilkan identitas usaha yang mau diberikan pinjaman dan agunannya. Jadi, secara hukum kami memang pinjaman beragunan. Selain itu, kami juga selalu menjaga kualitas aset.

Apa keuntungan Amartha untuk pemberi pinjaman?

Pemberi pinjaman dapat melakukan investasi UMKM di sini. Sebagian besar orang Indonesia, 80 persen lebih, menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan dan deposito. Padahal, tabungan dan deposito hanya memberikan bunga sebesar 1 – 2 persen dalam setahun. Nah, kalau berinvestas di Amartha, bisa mendapatkan bunga 18 – 21 persen setahun.

Masyarakat biasanya malas melakukan investasi UMKM karena dianggap ribet, modalnya harus besar dan harus pergi ke sekuritas. Investasi UMKM di Amartha, benar-benar gampang. Bisa langsung daftar di aplikasi atau situs web. Cukup dengan dana minimal Rp 100 ribu dan bisa top-up dari bank mana saja.

Pemberi pinjaman bisa memberi pinjaman secara manual dengan memilih sendiri UKM yang mau diberi pinjaman. Mereka bisa melihat profil perusahaan, riwayat keuangan, agunan, dan histori peminjaman setiap UKM. Kalau malas memilih manual, pemberi pinjaman bisa menggunakan fitur auto lending. Pemberi pinjaman tinggal menentukan mau memberi pinjaman seperti apa, tenornya berapa, bunga berapa, dan rating UKM. Nanti setiap ada pinjaman yang match akan otomatis ke-lend.

Saat ini, pemberi pinjaman di Amartha sudah 85 ribu orang, dari Aceh sampai Papua. Sebagian besar usianya 26 – 45 tahun. Repeat transaction pemberi pinjaman ini mencapai 85 persen.

Lalu, apa keuntungan fintech ini untuk UKM?

Visi kami adalah ‘Inklusi Keuangan Jadi Realitas’, baik dari sisi peminjam maupun orang yang mau investasi UMKM. Kami menyediakan empat produk pinjaman untuk UKM. Pertama, pinjaman Invoice dan Receivables Financing. Pada dasarnya ini merupakan pinjaman modal kerja dengan tenor singkat, sekitar tiga hingga enam bulan. Agunannya tagihan, baik dari invoice maupun pre-invoice seperti PO, SPK, atau kontrak. Sejauh ini, jenis pinjaman ini paling laku dengan 85 persen pengguna.

Kedua, ada Inventory Financing yang cocok untuk perusahaan retail. Tenornya juga sekitar tiga sampai enam bulan dengan agunan stok dagang.

Ketiga, Capex Financing untuk UKM yang mau beli mesin peralatan. Agunannya mesin yang mau dibeli dengan tenor hingga setahun. Untuk ketiga layanan ini, bunganya 18 – 21 persen per tahun, jadi 1,5 sampai 1,75 persen per bulan. Metode asesmen kreditnya menggunakan laporan keuangan atau rekening koran.

Sampai sekarang, Amartha sudah menyalurkan 800 pinjaman untuk UKM dengan repeat transaction 75 persen. Kalau mau menggunakan layanan Amartha, silakan install aplikasinya di Play Store atau App Store.