Kontribusi Fintech P2P Lending dalam Mendukung Pertumbuhan UMKM: Bukan Sekadar Konsumtif

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan berkontribusi pada pemerataan pendapatan. Namun, salah satu kendala utama yang dihadapi oleh UMKM adalah akses yang terbatas ke pembiayaan. Fintech Peer-to-Peer (P2P) lending telah muncul sebagai solusi yang efektif untuk masalah ini, memberikan kontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Sebagai ilustrasi, kita dapat melihat bagaimana beberapa pengusaha UMKM telah merasakan manfaat dari fintech P2P lending.

Mengatasi Kendala Jaminan Aset Fisik

Menurut Asosiasi Fintech, dalam banyak kasus, pengusaha UMKM memiliki kendala dalam mengakses pembiayaan dari lembaga perbankan konvensional. Salah satu masalah utama adalah persyaratan jaminan dalam bentuk aset fisik. Ini menjadi hambatan tersendiri bagi para pelaku UMKM, termasuk Yuari Trantono, pemilik PT Pangan Nusantara. Sebagai distributor makanan beku yang memasok daging dan sayuran untuk restoran dan rumah makan, Yuari menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan tradisional karena tidak memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan.

Peningkatan Signifikan dalam Pembiayaan dan Omset

Dalam beberapa tahun terakhir, fintech P2P lending telah menjadi alternatif yang menjanjikan bagi pengusaha UMKM seperti Yuari. Ia menjelaskan bahwa usahanya yang berdiri sejak 2013 baru memutuskan untuk memanfaatkan jasa pinjaman dari fintech P2P lending setahun terakhir. Dengan akses ke pembiayaan dari fintech, usahanya mengalami peningkatan yang signifikan.

Yuari memperoleh pembiayaan senilai sekitar Rp1,2 miliar dari plafon Rp2 miliar yang disediakan oleh Alami Syariah. Dengan modal tersebut, PT Pangan Nusantara mampu meningkatkan kapasitas produksi mereka secara signifikan, menghasilkan peningkatan omset hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Peningkatan omset ini tidak hanya berarti pertumbuhan yang signifikan bagi PT Pangan Nusantara, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian secara lebih luas, menciptakan lapangan kerja tambahan dan mendukung pertumbuhan bisnis mitra mereka dalam rantai pasokan.

Proses Pengajuan yang Mudah dan Tanpa Jaminan

Selain PT Pangan Nusantara, Erfianty, pemilik Ayam Bakar Madu Hijrah, adalah contoh lain dari pengusaha UMKM yang merasakan manfaat dari fintech lending. Erfianty menggunakan fintech lending OVO Finansial dan mengungkapkan betapa mudahnya proses pengajuan pinjaman. Ia hanya membutuhkan waktu satu hari untuk mengajukan pinjaman modal usaha. Hal ini sangat berbeda dari pengalaman di lembaga keuangan konvensional yang sering kali melibatkan proses yang rumit dan lama.

Erfianty juga menekankan bahwa tidak diperlukan jaminan aset dalam pengajuan pinjaman. Di pengajuan pertamanya, ia mendapatkan limit kredit Rp6 juta, yang kemudian meningkat menjadi Rp30 juta pada pengajuan kedua. Pengajuan ketiga dan keempat masing-masing sebesar Rp14 juta dan Rp50 juta. Dengan tenor bervariasi antara tiga hingga enam bulan, pembayaran pinjaman dilakukan langsung dari potongan transaksi penjualan, membuatnya semakin mudah untuk dikelola.

Peningkatan Omset yang Signifikan

Erfianty juga mencatat dampak positif dari pembiayaan yang diberikan oleh fintech P2P lending. Setelah memanfaatkan dana pinjaman, ia melaporkan bahwa omset bisnisnya meningkat sekitar 40 persen. Sebelumnya, ia memiliki omset rata-rata sekitar Rp3 juta per hari, tetapi setelah mendapatkan pembiayaan, omsetnya naik menjadi rata-rata Rp5 juta per hari. Dana pinjaman digunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan operasional usaha.

Fintech P2P lending telah membuktikan kontribusinya dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Dengan mengatasi kendala jaminan aset fisik, meningkatkan omset bisnis, dan menyediakan proses pengajuan pinjaman yang mudah, fintech P2P lending telah membantu UMKM mencapai kesuksesan. Dengan akses yang lebih baik ke pembiayaan dan kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, fintech P2P lending terus menjadi mitra yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.